Hukum fisika merupakan konsep dasar yang harus diketahui oleh setiap pelajar dan mahasiswa di bidang sains. Ada banyak hukum fisika yang telah ditemukan sepanjang sejarah, namun di antaranya, Hukum Newton 1, 2, dan 3 adalah yang paling fundamen.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara komprehensif tiga hukum tersebut, serta memberikan beberapa contoh yang dapat membantu dalam memahaminya.
Hukum Newton 1: Hukum Inersia
Hukum pertama Newton, juga dikenal sebagai hukum inersia, menyatakan bahwa "seseorang atau benda akan tetap diam atau bergerak lurus dengan kecepatan konstan kecuali ada gaya luar yang terlibat." Dengan kata lain, objek yang pada awalnya diam cenderung untuk tetap diam, dan objek yang bergerak akan terus bergerak pada kecepatan yang sama kecuali suatu gaya eksternal mempengaruhi pergerakannya.
Contoh sederhana dari hukum Newton 1 adalah seorang penumpang dalam mobil yang menempati kursi tidak memiliki kemiringan. Ketika mobil tersebut bergerak, maka penumpang tersebut akan bergerak bersama mobil tersebut tanpa kemiringan pada kursi.
Hukum Newton 2: Hukum Percepatan
Hukum kedua Newton, yang disebut juga hukum percepatan, menyatakan bahwa "laju perubahan momentum suatu objek sebanding dengan gaya bersih yang diterapkan pada objek tersebut, dan terjadi pada arah gaya bersih tersebut." Dalam hukum ini, momentum diartikan sebagai massa benda dikalikan dengan kecepatannya. Sehingga, bila gaya yang diterapkan pada objek bertambah besar, percepatannya pun akan bertambah besar pula.
Sebagai contoh, considerlah sebuah bola yang dilempar ke udara. Pada saat bola tersebut dilempar, gaya gravitasi menarik bola ke bawah, di mana gaya dorong pada bola mencegah bola jatuh ke tanah. Bola tetap bergerak ke atas sampai kecepatannya berkurang menjadi nol, di mana bola kemudian akan berbalik dan menuruni ke tanah.
Hukum Newton 3: Hukum Aksi-Reaksi
Hukum ketiga Newton, yang disebut juga hukum aksi-reaksi, menyatakan bahwa "untuk setiap tindakan, selalu ada reaksi yang setara dan berlawanan." Dalam hal ini, "tindakan" merujuk pada gaya yang diberikan oleh objek A pada objek yang lain, sementara "reaksi" merujuk pada gaya yang diberikan oleh objek yang lain pada objek A.
Misalnya, ketika sepasang orang berdiri di atas es dan mendorong satu sama lain keluar, setiap orang akan merasakan dorongan yang seimbang, dan keduanya akan mundur dari posisi semula. Hal yang sama terjadi pada roket: gas yang keluar ke belakang untuk mendorong roket ke atas, dan roket akan terbang ke atas karena adanya reaksi dari gas yang telah dikeluarkan ke belakang.