Jika Anda memilik aset tetap, apakah kendaraan, bangunan, atau mesin, Anda pasti ingin tahu bagaimana cara menghitung nilai penyusutan mereka. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan rumus penyusutan matematika, yang memungkinkan Anda untuk menghitung biaya penyusutan aset Anda dan membuat keputusan yang tepat tentang pengelolaannya.
Pengertian Penyusutan
Penyusutan adalah pengurangan nilai aset dalam jangka waktu tertentu karena penggunaan atau kemajuan teknologi. Dalam akuntansi, penyusutan adalah proses mengurangi nilai aset selama umur ekonomisnya.
Cara Menghitung Harga Perolehan Neto
Sebelum kita mulai membahas rumus penyusutan, pertama-tama kita perlu memahami istilah harga perolehan neto (HPP). HPP adalah nilai yang dibayarkan untuk mengakuisisi atau membangun sebuah barang tetap, setelah dikurangi nilai residu. Harga residu adalah nilai aset pada akhir jangka waktu dan tidak selalu bernilai nol.
Misalnya, jika Anda membayar 50 juta rupiah untuk sebuah mesin dan mengharapkan nilai residu mesin tersebut sebesar 5 juta rupiah setelah 5 tahun, maka HPP mesin tersebut adalah 45 juta rupiah.
Umur Ekonomis dan Metode Penyusutan
Setelah mengetahui HPP, kita perlu mempertimbangkan umur ekonomis dari aset tersebut. Umur ekonomis adalah perkiraan masa depan aset yang dapat memberikan keuntungan. Umur ekonomis tidak sama dengan masa penggunaan aset tersebut.
Ada dua jenis metode penyusutan yang dapat digunakan: garis lurus dan garis dimishing balance (GDB). Dalam metode penyusutan garis lurus, biaya penyusutan dihitung dengan cara menyebarkan selisih HPP dan nilai residu aset pada seluruh umur ekonomis. Contoh perhitungan:
HPP = 45.000.000
Nilai residu = 5.000.000
Umur ekonomis = 5 tahun
Depresiasi per tahun = (HPP – nilai residu) / umur ekonomis = (45.000.000 – 5.000.000) / 5 = 8.000.000
Sementara dalam metode penyusutan GDB, biaya penyusutan dihitung dengan cara mengalikan nilai aset dengan persentase depresiasi, yang dihitung dengan rumus:
Persentase depresiasi = 2 / umur ekonomis × 100%
Depresiasi untuk tahun pertama = HPP × persentase depresiasi
Jumlah penyusutan = depresiasi untuk tahun pertama + (sisa nilai setelah penyusutan × persentase depresiasi)
Kembali ke contoh mesin di atas, jika menggunakan metode GDB dengan umur ekonomis 5 tahun, maka persentase depresiasi tahunan adalah 2/5 × 100% = 40%. Depresiasi untuk tahun pertama adalah 45.000.000 × 40% = 18.000.000. Jumlah penyusutan untuk tahun pertama adalah 19.800.000.
Apa yang Perlu Diperhatikan Saat Menghitung Penyusutan?
- Pastikan perhitungan mengikuti standar akuntansi yang berlaku agar transparan dan dapat diaudit.
- Perhatikan umur ekonomi dari aset. Umur ekonomi yang salah akan menghasilkan nilai penyusutan yang salah.
- Perhatikan metode penyusutan yang digunakan, karena akan mempengaruhi nilai penyusutan.
- Nilai residu harus diperhitungkan dengan benar karena akan mempengaruhi nilai penyusutan.
- Perhitungan harus dilakukan secara rutin untuk menghindari kesalahan dan akurasi yang tidak akurat.
FAQ
1. Apa itu harga perolehan neto?
Harga perolehan neto (HPP) adalah harga yang dibayarkan untuk mengakuisisi atau membangun suatu aset tetap dikurangi dengan nilai residu aset.
2. Apa itu umur ekonomis?
Umur ekonomis adalah periode waktu di mana aset tetap dapat memberikan nilai pada bisnis sebelum dinyatakan tidak lagi efektif.
3. Apa itu nilai residu?
Nilai residu adalah nilai yang diperkirakan dari suatu aset tetap pada akhir masa pakai.
4. Apa bedanya metode penyusutan garis lurus dan GDB?
Metode garis lurus menggunakan tingkat depresiasi tetap dari waktu ke waktu, sedangkan metode GDB menggunakan persentase depresiasi yang berkurang dari waktu ke waktu.
5. Apa yang perlu dipertimbangkan dalam perhitungan penyusutan?
Perhatikan standar akuntansi yang berlaku, umur ekonomis, metode penyusutan, nilai residu dan rutin melakukan perhitungan.
Kesimpulan
Dalam akuntansi, penyusutan adalah pengurangan nilai aset tetap selama umur ekonomisnya. Metode penyusutan yang umum adalah garis lurus dan GDB, dan perhitungan harus memperhatikan HPP, umur ekonomis, dan nilai residu aset untuk memastikan akurasi perhitungan. Dalam menentukan jenis penyusutan yang akan dikalkulasikan, pastikan untuk mempertimbangkan kondisi keuangan bisnis Anda dan peraturan akuntansi yang berlaku.